Waktu terus berjalan, tak melihat kebelakang siapa yang terluka dan siapa yang disembuhkan lukanya. Jarak terus terbentang, tanpa memikirkan siapa yang dipisahkan dan seberapa banyak rasa rindu ada karenanya. Mereka tak pernah perduli apa yang sedang dan sudah terjadi. Apa kamu tahu, kenapa aku membicarakan waktu dan jarak? Mereka ada di sekeliling kita. Membuat luka lalu menyembuhkannya, memisahkan kita lalu mempertemukannya.
Jarak mengajarkan kita seberapa setianya kita untuk kembali 'pulang', juga menguji kesabaran akan rintangan. Aku rasa, yang telah kita lalui selama ini hanya menentangnya. Membuatnya menjadi halangan, padahal hari yang kita lalui bukan hanya seminggu atau satu bulan. Tapi, masalah terbesar kita selalu terjadi karenanya. Tidakkah kamu berfikir? Dengan adanya jarak kita sering merasa rindu, memiliki ruang sendiri, mengurangi rasa bosan. Nyatanya? Sebaliknya. Bukan aku ingin kita tak sering bertemu, tapi aku rasa aku juga butuh ruang sendiri. Menghalangkan rasa penat dan sesak. Berhenti memperumit hubungan, bahkan waktu masih belum menyembuhkan. Telalu lama aku bertahan dengan rasa sakit. Tidakkah kamu lelah?
Jika keadaannya tak pernah membaik, bagaimana caranya aku bertahan atas semua rasa sakit?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar