Hari-hari bersama pesan singkatmu,
kita bersandiwara tentang perasaan kita. Menuliskan kata demi kata yang tidak
sesuai kata hati, memberikan emoticons yang sebenarnya perasaan hati ini tidak
sesui dengan emoticons itu. Berbohong tentang perasaan kita, menunggu yang
tidak pasti akan kembali. Menikmati semua kebohongan ini.
Saat kamu hilang, dalam percakapan
itu seolah aku tidak perduli, karna yang sebenarnya tidak begitu bahkan
sebaliknya. Di dalam percakapan itu pula seolah perasaan ini sangat gembira,
karna sebenarnya semua itu bohong; tapi sebaliknya. Kenapa kita selalu nyaman
dengan percakapan ini? Terasa begitu dekat. Apa hanya dengan ini caranya agar
kita bisa dekat? Dengan cara berbohong dengan perasaan kita sendiri.
Apa kamu tau yang sesungguhnya?
Dengan datangnya kamu (lagi), membuat aku semakin terluka. Setelah kamu pergi;
hilang, dan tiba-tiba kamu datang. Apa segampang itu?
“Cukup, jangan kembali lagi!” Tapi, di sisilain “Aku
membutuhkan kamu.”
Membohongi persaan sendiri, apa itu yang terbaik?
Membohongi persaan sendiri, apa itu yang terbaik?
“Apa yang saya tulis belum tentu sesuai dengan apa yang saya
rasakan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar